CSE

Loading

Cari Blog Ini

Selasa, 14 Januari 2014

SEPUTAR ANEMIA GIZI BESI (AGB)


Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh pemeriksaan laboratorium.
Manifestasi klinik
            Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:
(1) kecepatan timbulnya anemia
(2) umur individu
(3) mekanisme kompensasinya
(4) tingkat aktivitasnya
(5) keadaan penyakit yang mendasari, dan
(6) parahnya anemia tersebut.

Selasa, 07 Januari 2014

Tugas mata kuliah praktek komputer dasar

untu melihat file asli silahkan click link dibawah ini :

Word:

1. Dokumen panjang
2. Jurnal

excel :

Laporan penimbangan balita 

Power Point

1. Sejarah pertumbuhan, kedudukan, dan fungsi bahasa indonesia (22 okt 2019)
2. Faktor yang berhubungan dengan Sunting (29 okt 2013)
3. Gravik (6 nov 2013)


DAYA TERIMA DAN ANALISA KOMPOSISI GIZI PADA COOKIES DAN BROWNIS KUKUS PANDAN DENGAN SUBTITUSI TEPUNG DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAMK)


Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree), artinya tanaman ini bias dimanfaatkan dari akar, batang, buah dan daun. Selain vitamin dan mineral, daun kelor juga mengandung semua asam amino essensial sebagai bahan pembentukan protein. Kandungan gizi daun kelor segar (lalapan), setara dengan; 4x vitamin A yang dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 4x mineral Calsium dari susu, 3x mineral potassium pada pisang, 3/4x zat besi pada bayam, dan 2x protein dari yogurt. Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan atau dalam bentuk tepung setara dengan ; 10x vitamin A yang dikandung wortel, 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 17x mineral kalsium dari susu, 15x mineral Potassium pada pisang, 25x zat besi pada bayam, dan 9x protein dari yogurt.

Perkembangan Fetus dalam Kondisi Defisiensi Yodium dan Cukup Yodium


Yodium penting bagi aspek tumbuh kembang semua organ dan sistem tubuh, termasuk bagi perkembangan otak yang normal selama masa fetal dan awal-awal kehidupan postnatal. Bila terjadi defisiensi semasa hamil, pengaruhnya terhadap fetus sangat merugikan karena dapat berisiko timbulnya abortus, stillbirth, early infant death, dan terganggunya perkembangan otak yang bersifat irreversible. Maka sesungguhnya pengaruh GAKY yang paling merugikan adalah pada perkembangan otak selama kehidupan fetal atau fase intrauterin. Defisiensi yodium tersebut, meliputi outcome persalinan, perkembangan integritas neurologik bayi, perkembangan anak.
Perkembangan otak yang terganggu tersebut tercermin dari terlambatnya perkembangan tonus dan reaksi postural. Namun keterlambatan ini tidaklah menetap, karena pada usia 6 bulan mereka bisa mengejar ketinggalannya. Walaupun demikian tidak berarti bahwa mereka terbebas dari risiko masalah perkembangan di kemudian hari.   Penduduk yang tinggal di daerah defisiensi yodium mengalami gangguan-gangguan yang berupa kapasitas mental yang rendah, gangguan kecerdasan dan psiko-motor serta kesulitan belajar. Status yodium dan tiroid yang lebih baik pada ibu hamil menghasilkan pola perkembangan integritas neurologik yang lebih baik pula pada bayi-bayi yang dilahirkannya.

Food Intake, Body Weight Gain, and Body Composition of the Young Obese Mouse

           Significant differences in energy metabolism may occur very early in the life of obese mice.The time it takes for the mouse to adapt to the new diet as soon as weaning varies with diet consumed and sex. Male obesity just maintain their weight soon after weaning while women are obese and lean began to gain weight soon after weaning, particularly when fed a high-fat diet.
          
           The rats were placed in a wire fence believed in the room is maintained at 22-24 ° C when weaned. This may have been emphasizing a fat male, which is known for adapting cold (22, 23), to a greater degree than the other mice. Critical temperature, which is defined as a temperature below that there was an increase in metabolic rate, young rats was 30-32 ° (24, 25). In the study, obese rats consume more food than a lean rats for 5 weeks feeding period. However, even when the mice obese and lean-eating couples from 24 days of age (26) or when the weight of adult obesity in mice was reduced to the level of lean rats (27-30), obese mice still contained more fat than lean mice. This study, as well as others (31, 32) shows that excessive food intake can increase the level of obesity, but it may not be needed for development.
          
           Mice obesity is far more efficient in maintaining diet energy than lean mice when one of the experimental diets. A comparison between the stock carb diet and a diet high in fat should be made because one of the reservations formulated by the public and other feedstuff with spring ingredients purified. The observed differences may be due to diet may have been caused by factors other major sources of dietary energy, namely carbohydrates versus fat. Nevertheless, this research suggests that the composition of the diet can affect energy efficiency to a greater degree on obesity rats than in mice that are slim. A high carbohydrate Diet is a diet that stock was chosen because it is available in the form of pelleted, which greatly facilitated the gathering of data on food intake in young.
to download the original file, click DOWNLOAD HERE !

Kamis, 02 Januari 2014

An Analysis of Anemia and Child Mortality


Over half of the children in developing countries suffer from anemia, with malaria and iron deficiency being the major etiological factors. In some parts of Africa where malaria infection is sustained throughout the year, severe anemia is responsible for more deaths than cerebral malaria (Snow et al. 1994). Increasingly, the contribution of Plasmodium falciparum–associated severe anemia to pediatric mortality is being recognized, even though the causal relationship between malaria parasitemia and Hb concentration is difficult to establish because most children in malaria holoendemic areas are harboring parasites continuously. Nevertheless, this analysis suggests that estimates of mortality due to malarial severe anemia are at least double those for iron-deficiency severe anemia. Standardized prospective hospital-based or community-based multicenter studies are needed in areas with different malaria endemicities to quantify the role of malaria in the causation of anemia, severe anemia and death from malaria.

PENGARUH PEMBERIAN DIET TINGGI KARBOHIDRAT DIBANDINGKAN DIET TINGGI LEMAK TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DAN HDL DARAH PADA Rattus novergicus galur wistar

HDL (Hight Density Lipoprotein) dikenal sebagai lemak baik. HDL berfungsi membawa kolesterol bebas dari jaringan perifer menuju hati. Kolesterol ini diubah menjadi kolesterol ester yang sebagian dipindahkan ke VLDL melalui bantuan enzim CETP dan dikembalikan lagi ke hati oleh IDL dan LDL. Hati akan memanfaatkan kembali kolesterol ini untuk diubah menjadi garam empedu atau langsung mengsekresikan ke dalam empedu (14).
Hasil pengujian kadar HDL darah hewan coba untuk kelompok Diet Normal (Xo) menunjukan rata-rata kadar HDL 32,7 ± 3,86 mg/dl. Selanjutnya pada kelompok diet tinggi karbohidrat (X1) menunjukan rata-rata kadar HDL 38,4 ± 2,76 mg/dl dan 34,2± 7,13 mg/dl untuk kelompok diet tinggi lemak (X2).
Pada penelitian ini, hasil pemeriksaan menunjukan rata-rata kadar HDL paling kecil (penurunan HDL paling besar) ada pada kelompok diet normal/ kontrol, diikuti dengan kelompok diet tinggi lemak. Sedangkan kelompok diet tinggi karbohidrat rata-rata kadar HDLnya masih cukup tinggi.

Rabu, 25 Desember 2013

Gizi Ibu Hamil

            Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
            Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
            Untuk itu penulis merancang aplikasi Informasi pemenuhan Gizi ibi Hamil yang berbasis web yang bisa diakses setiap saat untuk pengembangan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebuh Bangkalan khususnya dan masyarakat pada umumnya.
            Bagi ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan yang harus diperhatikan adalah vitamin dan mineral karena penting bagi kesehatan dirinya dan janin. Nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan antara lain:
1. Protein, sangat besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah.
2. Karbohidrat, dibutuhkan untuk energi tubuh sehari-hari.
3. Kalsium, di masa kehamilan, kalsium penting untuk membantu pertumbuhan si jabang bayi.
4. Zat besi, amat penting dalam membantu proses produksi sel-sel darah merah, utamanya untuk mencegah timbulnya anemia.
5. Asam folik, berdasar beberapa temuan para pakar kesehatan, wanita hamil yang kekurangan asam folik besar risikonya mengalami keguguran ataupun kerusakan pada janin.
6. Lemak, bagi wanita hamil, lemak besar
sekali manfaatnya untuk cadangan energi tubuh, agar sebentar-sebentar tubuh tidak terasa lelah.
Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat – terutama perkembangan otak dan susunan syaraf — dan membutuhkan asupan gizi yang optimal.
untuk mendapatkan naskah aslinya silahkan download disini